Sejarah Kemerdekan Indonesia

Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dilakukan terhadap hari Jumat, 17 Agustus 1945 th. Masehi, atau tanggal 17 Agustus 2605 menurut tahun Jepang, yang dibacakan oleh Soekarno bersama dengan didampingi oleh Drs. Mohammad Hatta bertempat di Jalan Pegangsaan Timur 56, Jakarta Pusat.
https://sites.google.com/view/caraseru-indexing
https://docs.google.com/document/d/e/2PACX-1vRogQ7Y9DRLyjVO7Y0zQsPUwhB8gGeBoRchOEMff1CQ96XgX9Z1iH0HFr3Vu_JnU5d8HBrY0A9oZocb/pub
https://eb-id.blogspot.com/2021/04/website-developer-caraserucom.html

Cara Seru Menikmati Liburan ke Taiwan : Okezone LifestyleLatar belakang
Pada tanggal 6 Agustus 1945 sebuah bom atom dijatuhkan di atas kota Hiroshima Jepang oleh Amerika Serikat yang merasa turunkan ethical stimulus tentara Jepang di semua dunia. Sehari kemudian Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia BPUPKI, atau “Dokuritsu Junbi Cosakai”, berubah nama menjadi PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia) atau disebut terhitung Dokuritsu Junbi Inkai didalam bahasa Jepang, untuk lebih meyakinkan keinginan dan target meraih kemerdekaan Indonesia. Pada tanggal 9 Agustus 1945, bom atom ke dua dijatuhkan di atas Nagasaki agar mengakibatkan Jepang menyerah kepada Amerika Serikat dan sekutunya. Momen ini pun dimanfaatkan oleh Indonesia untuk memproklamasikan kemerdekaannya.
Pengibaran bendera pada 17 Agustus 1945.

Soekarno, Hatta selaku pimpinan PPKI dan Radjiman Wedyodiningrat sebagai mantan ketua BPUPKI diterbangkan ke Dalat, 250 km di sebelah timur laut Saigon, Vietnam untuk bersua Marsekal Terauchi. Mereka dikabarkan bahwa pasukan Jepang sedang di ambang kekalahan dan dapat menambahkan kemerdekaan kepada Indonesia. Sementara itu di Indonesia, terhadap tanggal 10 Agustus 1945, Sutan Syahrir udah mendengar berita lewat radio bahwa Jepang sudah menyerah kepada Sekutu. Para pejuang bawah tanah bersiap-siap memproklamasikan kemerdekaan RI, dan menampik bentuk kemerdekaan yang diberikan sebagai hadiah Jepang.

Pada tanggal 12 Agustus 1945, Jepang melalui Marsekal Terauchi di Dalat, Vietnam, menyatakan kepada Soekarno, Hatta dan Radjiman bahwa pemerintah Jepang akan segera memberikan kemerdekaan kepada Indonesia dan proklamasi kemerdekaan sanggup dilakukan di dalam beberapa hari, berdasarkan tim PPKI. Meskipun demikianlah Jepang menginginkan kemerdekaan Indonesia terhadap tanggal 24 Agustus.

Dua hari kemudian, selagi Soekarno, Hatta dan Radjiman kembali ke tanah air berasal dari Dalat, Sutan Syahrir mendesak sehingga Soekarno langsung memproklamasikan kemerdekaan karena beranggap hasil pertemuan di Dalat sebagai tipu muslihat Jepang, karena Jepang sudah menyerah kepada Sekutu dan demi menjauhi perpecahan di dalam kubu nasionalis, pada yang anti dan pro Jepang. Hatta menceritakan kepada Syahrir perihal hasil pertemuan di Dalat. Soekarno belum percaya bahwa Jepang sebenarnya sudah menyerah, dan proklamasi kemerdekaan RI waktu itu dapat menyebabkan pertumpahan darah yang besar, dan sanggup berakibat fatal kalau para pejuang Indonesia belum siap.

Soekarno mengingatkan Hatta bahwa Syahrir tidak berhak memproklamasikan kemerdekaan sebab itu adalah hak Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Sementara itu Syahrir berpikiran PPKI adalah badan buatan Jepang dan proklamasi kemerdekaan oleh PPKI hanya merupakan ‘hadiah’ berasal dari Jepang (sic).

Dikibarkannya bendera Indonesia terhadap 17 Agustus 1945.
Pada tanggal 14 Agustus 1945 Jepang secara formal menyerah kepada Sekutu di kapal USS Missouri. Tentara dan Angkatan Laut Jepang masih berkuasa di Indonesia dikarenakan Jepang berjanji akan mengembalikan kekuasaan di Indonesia ke tangan Sekutu. Sutan Sjahrir, Wikana, Darwis, dan Chaerul Saleh mendengar kabar ini melalui radio BBC. Setelah mendengar desas-desus Jepang bakal bertekuk lutut, golongan muda mendesak golongan tua untuk segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.

Namun golongan tua tidak idamkan terburu-buru. Mereka tidak dambakan terjadinya pertumpahan darah terhadap sementara proklamasi. Konsultasi pun dilaksanakan didalam wujud rapat PPKI. Golongan muda tidak menyetujui rapat itu, mengingat PPKI adalah sebuah badan yang dibentuk oleh Jepang. Mereka idamkan kemerdekaan atas usaha bangsa kami sendiri, bukan dukungan Jepang.

Soekarno dan Hatta datang ke penguasa militer Jepang (Gunsei) untuk beroleh konfirmasi di kantornya di Koningsplein (Medan Merdeka). Tapi kantor selanjutnya kosong.

Soekarno dan Hatta dengan Soebardjo sesudah itu ke kantor Bukanfu, Laksamana Muda Maeda, di Jalan Medan Merdeka Utara (Rumah Maeda di Jl Imam Bonjol 1). Maeda menyongsong kedatangan mereka bersama dengan ucapan selamat atas kesuksesan mereka di Dalat. Sambil menjawab ia belum terima konfirmasi serta masih tunggu instruksi berasal dari Tokyo. Sepulang dari Maeda, Soekarno dan Hatta segera mempersiapkan pertemuan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) terhadap pukul 10 pagi 16 Agustus keesokan harinya di kantor Jalan Pejambon No 2 fungsi mengkaji segala sesuatu yang terkait bersama persiapan Proklamasi Kemerdekaan.

Sehari kemudian, gejolak tekanan yang berharap pengambilalihan kekuasaan oleh Indonesia makin memuncak dilancarkan para pemuda dari lebih dari satu golongan. Rapat PPKI pada 16 Agustus pukul 10 pagi tidak dijalankan gara-gara Soekarno dan Hatta tidak muncul. Peserta BPUPKI Dalam perjalanan peristiwa menuju kemerdekaan Indonesia, dr. Radjiman adalah salah satu orang yang terlibat secara akif dalam kancah perjuangan berbangsa di awali dari munculnya Boedi Utomo sampai pembentukan BPUPKI. Manuvernya di saat memimpin Budi Utomo yang mengusulkan pembentukan milisi rakyat disetiap tempat di Indonesia (kesadaran memiliki tentara rakyat) dijawab Belanda dengan kompensasi membentuk Volksraad dan dr. Radjiman masuk di dalamnya sebagai wakil berasal dari Boedi Utomo.

Pada sidang BPUPKI terhadap 29 Mei 1945, ia mengajukan pertanyaan “apa basic negara Indonesia jikalau kelak merdeka?” Pertanyaan ini dijawab oleh Bung Karno bersama Pancasila. Jawaban dan uraian Bung Karno tentang Pancasila sebagai basic negara Indonesia ini sesudah itu ditulis oleh Radjiman selaku ketua BPUPKI di dalam sebuah pengantar penerbitan buku Pancasila yang pertama tahun 1948 di Desa Dirgo, Kecamatan Widodaren, Kabupaten Ngawi. Terbongkarnya dokumen yang berada di Desa Dirgo, Kecamatan Widodaren, Kabupaten Ngawi ini jadi temuan baru didalam histori Indonesia yang memaparkan lagi fakta bahwa Soekarno adalah Bapak Bangsa pencetus Pancasila.

Pada tanggal 9 Agustus 1945 ia mempunyai Bung Karno dan Bung Hatta ke Saigon dan Da Lat untuk menemui pimpinan tentara Jepang untuk Asia Timur Raya mengenai bersama dengan pengeboman Hiroshima dan Nagasaki yang memicu Jepang berencana menyerah tanpa syarat kepada Sekutu, yang bakal menciptakan kekosongan kekuasaan di Indonesia. tidak jelas telah berjalan moment Rengasdengklok.

Peristiwa Rengasdengklok
Para pemuda pejuang, terhitung Chaerul Saleh, Sukarni, dan Wikana terbakar gelora kepahlawanannya setelah berdiskusi bersama Ibrahim gelar Datuk Tan Malaka tergabung dalam gerakan bawah tanah kehilangan kesabaran. Pada dini hari tanggal 16 Agustus 1945, mereka bersama dengan Shodanco Singgih, tidak benar seorang bagian PETA, dan pemuda lain, mereka membawa Soekarno (bersama Fatmawati dan Guntur yang baru berusia 9 bulan) dan Hatta, ke Rengasdengklok, yang lantas kondang sebagai moment Rengasdengklok. Tujuannya adalah agar Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta tidak dipengaruhi oleh Jepang. Di sini, mereka kembali menegaskan Soekarno bahwa Jepang telah menyerah dan para pejuang udah siap untuk melawan Jepang, apa pun risikonya.

Di Jakarta, golongan muda, Wikana, dan golongan tua, yakni Mr. Ahmad Soebardjo laksanakan perundingan. Mr. Ahmad Soebardjo menyetujui untuk memproklamasikan kemerdekaan Indonesia di Jakarta. maka diutuslah Yusuf Kunto untuk mengantar Ahmad Soebardjo ke Rengasdengklok. Mereka menjemput Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta lagi ke Jakarta. Mr. Ahmad Soebardjo sukses menegaskan para pemuda untuk tidak terburu – buru memproklamasikan kemerdekaan. Setelah tiba di Jakarta, mereka pulang kerumah masing-masing.

Mengingat bahwa hotel Des Indes (sekarang kompleks pertokoan di Harmoni) tidak sanggup digunakan untuk pertemuan sehabis pukul 10 malam, maka tawaran Laksamana Muda Maeda untuk manfaatkan rumahnya (sekarang gedung museum perumusan teks proklamasi) sebagai area rapat PPKI di terima oleh para tokoh Indonesia.

Pertemuan Soekarno/Hatta bersama Jenderal Mayor Nishimura dan Laksamana Muda Maeda
Malam harinya, Soekarno dan Hatta lagi ke Jakarta. Mayor Jenderal Moichiro Yamamoto, Kepala Staf Tentara ke XVI (Angkatan Darat) yang menjadi Kepala pemerintahan militer Jepang (Gunseikan) di Hindia Belanda tidak senang menerima Sukarno-Hatta yang diantar oleh Tadashi Maeda dan memerintahkan supaya Mayor Jenderal Otoshi Nishimura, Kepala Departemen Urusan Umum pemerintahan militer Jepang, untuk menerima kehadiran rombongan tersebut. Nishimura mengemukakan bahwa sejak siang hari tanggal 16 Agustus 1945 telah diterima perintah berasal dari Tokyo bahwa Jepang mesti melindungi status quo, tidak dapat memberi izin untuk buat persiapan proklamasi Kemerdekaan Indonesia sebagaimana udah dijanjikan oleh Marsekal Terauchi di Dalat, Vietnam.

Soekarno dan Hatta menyesali keputusan itu dan menyindir Nishimura apakah itu sikap seorang perwira yang bersemangat Bushido, ingkar janji sehingga dikasihani oleh Sekutu. Akhirnya Sukarno-Hatta menghendaki sehingga Nishimura jangan menghambat kerja PPKI, mungkin bersama cara pura-pura tidak tau. Melihat perbincangan yang panas itu Maeda bersama diam-diam meninggalkan ruangan dikarenakan diperingatkan oleh Nishimura sehingga Maeda mematuhi perintah Tokyo dan dia paham sebagai perwira penghubung Angkatan Laut (Kaigun) di area Angkatan Darat (Rikugun) dia tidak punya wewenang memutuskan.

Setelah berasal dari tempat tinggal Nishimura, Sukarno-Hatta menuju tempat tinggal Laksamana Maeda (kini Jalan Imam Bonjol No.1) diiringi oleh Myoshi kegunaan jalankan rapat untuk buat persiapan teks Proklamasi. Setelah menyapa Sukarno-Hatta yang ditinggalkan berdebat bersama Nishimura, Maeda mengundurkan diri menuju kamar tidurnya. Penyusunan teks Proklamasi dilaksanakan oleh Soekarno, M. Hatta, Achmad Soebardjo dan disaksikan oleh Soekarni, B.M. Diah, Sudiro (Mbah) dan Sayuti Melik.

Myoshi yang 1/2 mabuk duduk di kursi belakang mendengarkan penyusunan teks selanjutnya namun kemudian tersedia kata-kata dari Shigetada Nishijima seolah-olah dia turut mencampuri penyusunan teks proklamasi dan menyarankan supaya pindahan kekuasaan itu hanya berarti kekuasaan administratif. Tentang hal ini Bung Karno memastikan bahwa perpindahan kekuasaan itu bermakna “transfer of power”. Bung Hatta, Subardjo, B.M Diah, Sukarni, Sudiro dan Sajuti Malik tidak ada yang membenarkan klaim Nishijima namun di sebagian kalangan klaim Nishijima masih didengungkan.

Setelah konsep selesai disepakati, Sajuti menyalin dan mengetik naskah tersebut pakai mesin ketik yang diambil alih berasal dari kantor perwakilan AL Jerman, punya Mayor (Laut) Dr. Hermann Kandeler. Pada awalnya pembacaan proklamasi dapat dijalankan di Lapangan Ikada, tetapi berhubung alasan keamanan dipindahkan ke kediaman Soekarno, Jalan Pegangsaan Timur 56 (sekarang Jl. Proklamasi no. 1).

Detik-detik pembacaan naskah proklamasi
Perundingan pada golongan muda dan golongan tua di dalam penyusunan teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia berjalan pukul 02.00 – 04.00 dini hari. Teks proklamasi ditulis di area makan laksamana Tadashi Maeda Jln Imam Bonjol No 1. Para penyusun teks proklamasi itu adalah Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, dan Mr. Ahmad Soebarjo. Konsep teks proklamasi ditulis oleh Ir. Soekarno sendiri. Di area depan, hadir B.M Diah, Sayuti Melik, Sukarni, dan Soediro. Sukarni mengusulkan sehingga yang di tandatangani teks proklamasi itu adalah Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta atas nama bangsa Indonesia.

Teks Proklamasi Indonesia itu diketik oleh Sayuti Melik. Pagi harinya, 17 Agustus 1945, di kediaman Soekarno, Jalan Pegangsaan Timur 56 telah hadir antara lain Soewirjo, Wilopo, Gafar Pringgodigdo, Tabrani dan Trimurti. Acara dimulai terhadap pukul 10.00 dengan pembacaan proklamasi oleh Soekarno dan disambung pidato singkat tanpa teks. Kemudian bendera Merah Putih, yang sudah dijahit oleh Ibu Fatmawati, dikibarkan, disusul dengan sambutan oleh Soewirjo, wakil walikota Jakarta waktu itu dan Moewardi, pimpinan Barisan Pelopor.

Pada mulanya Trimurti diminta untuk menambah bendera tapi ia menolak dengan alasan pengerekan bendera sebaiknya dilakukan oleh seorang prajurit. Oleh sebab itu ditunjuklah Latief Hendraningrat, seorang prajurit PETA, dibantu oleh Soehoed untuk tugas tersebut. Seorang pemudi nampak dari belakang membawa nampan berisi bendera Merah Putih (Sang Saka Merah Putih), yang dijahit oleh Fatmawati beberapa hari sebelumnya. Setelah bendera berkibar, hadirin menyanyikan lagu Indonesia Raya. Sampai kala ini, bendera pusaka berikut tetap disimpan di Istana Merdeka.

Setelah upacara selesai berlangsung, tidak cukup lebih 100 orang anggota Barisan Pelopor yang dipimpin S.Brata mampir tergesa-gesa gara-gara mereka tidak menyadari perubahan area mendadak dari Ikada ke Pegangsaan. Mereka menuntut Soekarno mengulangi pembacaan Proklamasi, tetapi ditolak. Akhirnya Hatta beri tambahan amanat singkat kepada mereka.

Pada tanggal 18 Agustus 1945, Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) mengambil alih keputusan, mengesahkan dan menentukan Undang-Undang Dasar (UUD) sebagai basic negara Republik Indonesia, yang setelah itu dikenal sebagai UUD 45. Dengan demikian terbentuklah Pemerintahan Negara Kesatuan Indonesia yang berupa Republik (NKRI) bersama kedaulatan di tangan rakyat yang dikerjakan sepenuhnya oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) yang akan dibentuk kemudian.

Setelah itu Soekarno dan M.Hatta terpilih atas usul dari Oto Iskandardinata dan persetujuan berasal dari PPKI sebagai presiden dan wakil presiden Republik Indonesia yang pertama. Presiden dan wakil presiden dapat dibantu oleh sebuah Komite Nasional.

Isi teks proklamasi
Teks naskah Proklamasi Klad adalah asli merupakan tulisan tangan sendiri oleh Ir. Soekarno sebagai pencatat, dan adalah merupakan hasil gubahan (karangan) oleh Drs. Mohammad Hatta dan Mr. Raden Achmad Soebardjo Djojoadisoerjo.

Adapun yang merumuskan proklamasi Kemerdekaan Bangsa Indonesia terdiri berasal dari Tadashi Maeda, Tomegoro Yoshizumi, S. Nishijima, S. Miyoshi, Mohammad Hatta, Soekarno, dan Achmad Soebardjo.

Para pemuda yang berada di luar berharap sehingga teks proklamasi bunyinya keras. Namun Jepang tak mengizinkan. Beberapa kata yang dituntut adalah “penyerahan”, “dikasihkan”, diserahkan”, atau “merebut”. Akhirnya yang dipilih adalah “pemindahan kekuasaan”. Setelah dirumuskan dan dibacakan di rumah orang Jepang, isi proklamasi pun disiarkan di radio Jepang.

Berikut isikan proklamasi tersebut:
Proklamasi
Kami bangsa Indonesia bersama ini menjatakan kemerdekaan Indonesia.
Hal2 jang mengenai perpindahan kekoeasaan d.l.l., diadakan dengan tjara saksama dan di dalam tempoh jang sesingkat-singkatnja.

Djakarta, 17 – 8 – ’05
Wakil2 bangsa Indonesia.

Naskah Proklamasi Klad ini ditinggal begitu saja dan apalagi sempat masuk ke tempat sampah di tempat tinggal Laksamana Muda Tadashi Maeda. B.M. Diah menyelamatkan naskah bersejarah ini berasal dari daerah sampah dan menyimpannya selama 46 tahun 9 bulan 19 hari, hingga diserahkan kepada Presiden Soeharto di Bina Graha terhadap 29 Mei 1992.

Naskah baru sehabis mengalami perubahan
Teks Naskah Proklamasi Otentik yang ditempatkan di Monumen Nasional
Teks naskah Proklamasi yang sudah mengalami perubahan, yang dikenal dengan sebutan naskah “Proklamasi Otentik”, adalah merupakan hasil ketikan oleh Mohamad Ibnu Sayuti Melik (seorang tokoh pemuda yang turut andil di dalam persiapan Proklamasi), yang isinya adalah sebagai selanjutnya :

P R O K L A M A S I
Kami bangsa Indonesia bersama dengan ini menjatakan kemerdekaan Indonesia.
Hal-hal jang berkenaan pindahan kekoeasaan d.l.l., diadakan dengan tjara saksama dan didalam tempo jang sesingkat-singkatnja.

Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen 05
Atas nama bangsa Indonesia.
Soekarno/Hatta.

(Keterangan: Tahun pada ke dua teks naskah Proklamasi di atas (baik pada teks naskah Proklamasi Klad maupun pada teks naskah Proklamasi Otentik) tercantum angka “tahun 05” yang merupakan kependekan dari angka “tahun 2605”, sebab tahun penanggalan yang dipergunakan pada zaman pemerintah pendudukan militer Jepang selagi itu adalah cocok bersama dengan th. penanggalan yang berlaku di Jepang, yang sementara itu adalah “tahun 2605”.)

Perbedaan teks naskah Proklamasi Klad dan Otentik
Teks Proklamasi yang tercantum terhadap duwit pecahan 100,000 Rupiah.
Di dalam teks naskah Proklamasi Otentik sudah mengalami sebagian perubahan yaitu sebagai berikut :
Kata “Proklamasi” diubah jadi “P R O K L A M A S I”,
Kata “Hal2” diubah menjadi “Hal-hal”,
Kata “tempoh” diubah menjadi “tempo”,
Kata “Djakarta, 17 – 8 – ’05” diubah menjadi “Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen 05”,
Kata “Wakil2 bangsa Indonesia” diubah jadi “Atas nama bangsa Indonesia”,
Isi naskah Proklamasi Klad adalah asli merupakan tulisan tangan sendiri oleh Ir. Soekarno sebagai pencatat, dan adalah merupakan hasil gubahan (karangan) oleh Drs. Mohammad Hatta dan Mr. Raden Achmad Soebardjo Djojoadisoerjo. Sedangkan isikan naskah Proklamasi Otentik adalah merupakan hasil ketikan oleh Mohamad Ibnu Sayuti Melik (seorang tokoh pemuda yang turut andil didalam persiapan Proklamasi),

Pada naskah Proklamasi Klad memang tidak ditandatangani, namun terhadap naskah Proklamasi Otentik sudah ditandatangani oleh Ir. Soekarno dan Drs. Mohammad Hatta.

Tempat Pembacaan teks naskah Proklamasi Otentik oleh Ir. Soekarno untuk pertama kali adalah di Jalan Pegangsaan Timur 56 – Jakarta Pusat, pas terhadap tanggal 17 Agustus 1945 (hari di mana diperingati sebagai “Hari Kemerdekaan Bangsa Indonesia”), pukul 11.30 selagi Nippon (sebutan untuk negara Jepang terhadap pas itu). Waktu Nippon adalah merupakan patokan zona sementara yang dipakai pada zaman pemerintah pendudukan militer Jepang waktu itu. Namun kudu diketahui pula bahwa pada waktu teks naskah Proklamasi itu dibacakan oleh Bung Karno, kala itu tidak tersedia yang merekam nada ataupun video, yang tersedia sekedar dokumentasi foto.

Suara asli berasal dari Ir. Soekarno kala membacakan teks naskah Proklamasi yang kerap kami dengar waktu ini adalah bukan suara yang direkam terhadap tanggal pada tanggal 17 Agustus 1945 tetapi adalah suara asli Soekarno yang direkam terhadap tahun 1951 di studio Radio Republik Indonesia (RRI), yang sekarang bertempat di Jalan Medan Merdeka Barat 4-5 – Jakarta Pusat. Dokumentasi berbentuk nada asli hasil rekaman atas pembacaan teks naskah Proklamasi oleh Bung Karno ini mampu terwujudkan adalah berkat prakarsa berasal dari tidak benar satu pendiri RRI, Jusuf Ronodipuro.

Teks pidato proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia
Tugu Proklamasi di Jalan Proklamasi (dulu Jalan Pegangsaan Timur) tempat dibacakannya Naskah Proklamasi Otentik pada tanggal 17 Agustus 1945

Berikut ini adalah teks pidato Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.

Saudara-saudara sekalian,
Saya telah minta saudara-saudara ada disini untuk menyaksikan satu momen mahapenting di dalam peristiwa kita.

Berpuluh-puluh tahun kita bangsa Indonesia udah berjoang, untuk kemerdekaan tanah air kita bahkan udah beratus-ratus tahun! Gelombang aksi kita untuk menggapai kemerdekaan kami itu ada naiknya dan ada turunnya, namun jiwa kita selamanya menuju ke arah cita-cita.

Juga di di dalam masa Jepang, usaha kami untuk meraih kemerdekaan nasional tidak berhenti-hentinya. Di di dalam masa Jepang ini, tampaknya saja kita menyandarkan diri kepada mereka, namun terhadap hakekatnya, senantiasa kita menyusun tenaga sendiri, tetapi kita percaya kepada kekuatan sendiri.

Sekarang tibalah saatnya kita terlalu mengambil sikap nasib bangsa dan nasib tanah air kita di dalam tangan kami sendiri. Hanya bangsa yang berani menyita nasib di dalam tangan sendiri dapat dapat berdiri bersama kuatnya.

Maka kami, tadi malam sudah mengadakan musyawarat bersama dengan pemuka-pemuka rakyat Indonesia berasal dari seluruh Indonesia. Permusyawaratan itu seia sekata berpendapat bahwa sekaranglah datang saatnya untuk menunjukkan kemerdekaan kita.

Saudara-saudara! Dengan ini kami memperlihatkan kebulatan kemauan itu.
Dengarkanlah proklamasi kami:

P R O K L A M A S I
Kami bangsa Indonesia bersama dengan ini menunjukkan kemerdekaan Indonesia.
Hal-hal yang tentang pemindahan kekuasaan dan lain-lain diselenggarakan dengan langkah saksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya.

Djakarta, 17 Agustus 1945
Atas nama bangsa Indonesia.
Soekarno/Hatta.

Demikianlah saudara-saudara! Kita saat ini udah merdeka! Tidak ada suatu ikatan ulang yang mengikat tanah air kita dan bangsa kita! Mulai kala ini kita menyusun negara kita!

Negara merdeka, negara Republik Indonesia! Merdeka, kekal, abadi! Insya Allah Tuhan memberkati kemerdekaan kita ini.

Penyebaran teks proklamasi
Wilayah Indonesia sangatlah luas. Komunikasi dan transportasi kurang lebih th. 1945 masih benar-benar terbatas. Di samping itu, rintangan dan larangan untuk menyebarkan berita proklamasi oleh pasukan Jepang di Indonesia, merupakan sejumlah segi yang mengakibatkan berita proklamasi mengalami keterlambatan di sejumlah daerah, khususnya di luar Jawa.

Namun bersama penuh tekad dan stimulus berjuang, pada selanjutnya moment proklamasi diketahui oleh segenap rakyat Indonesia. Lebih jelasnya ikuti pembahasan di bawah ini. Penyebaran proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945 di daerah Jakarta mampu dikerjakan secara cepat dan segera menyebar secara luas. Pada hari itu juga, teks proklamasi sudah sampai di tangan Kepala Bagian Radio dari Kantor Domei (sekarang Kantor Berita ANTARA), Waidan B. Palenewen. Ia terima teks proklamasi berasal dari seorang wartawan Domei yang bernama Syahruddin. Kemudian ia memerintahkan F. Wuz (seorang markonis), sehingga berita proklamasi disiarkan tiga kali berturut-turut. Baru dua kali F. Wuz lakukan tugasnya, masuklah orang Jepang ke ruangan radio sambil marah-marah, dikarenakan mengerti berita proklamasi sudah tersiar ke luar melalui udara.

Meskipun orang Jepang tersebut memerintahkan penghentian siaran berita proklamasi, tetapi Waidan Palenewen selalu menghendaki F. Wuz untuk tetap menyiarkan. Berita proklamasi kemerdekaan diulangi tiap-tiap setengah jam hingga pukul 16.00 pas siaran berhenti. Akibat berasal dari penyiaran tersebut, pimpinan tentara Jepang di Jawa memerintahkan untuk meralat berita dan membuktikan sebagai kekeliruan. Pada tanggal 20 Agustus 1945 pemancar selanjutnya disegel oleh Jepang dan para pegawainya dilarang masuk. Sekalipun pemancar pada kantor Domei disegel, para pemuda bersama Jusuf Ronodipuro (seorang pembaca berita di Radio Domei) ternyata mengakibatkan pemancar baru bersama pertolongan teknisi radio, di antaranya Sukarman, Sutamto, Susilahardja, dan Suhandar. Mereka mendirikan pemancar baru di Menteng 31, bersama kode panggilan DJK 1. Dari sinilah seterusnya berita proklamasi kemerdekaan disiarkan.

Usaha dan perjuangan para pemuda di dalam penyebarluasan berita proklamasi termasuk dilakukan melalui tempat pers dan surat selebaran. Hampir seluruh harian di Jawa dalam penerbitannya tanggal 20 Agustus 1945 memuat berita proklamasi kemerdekaan dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia. Harian Suara Asia di Surabaya merupakan koran pertama yang berisi berita proklamasi. Beberapa tokoh pemuda yang berjuang lewat fasilitas pers antara lain B.M. Diah, Sayuti Melik, dan Sumanang. Proklamasi kemerdekaan terhitung disebarluaskan kepada rakyat Indonesia melalui pemasangan plakat, poster, maupun coretan terhadap dinding tembok dan gerbong kereta api, andaikata bersama dengan slogan Respect Our Constitution, August 17!!! (Hormatilah Konstitusi Kami, 17 Agustus!!!). Melalui beragam cara dan media tersebut, selanjutnya berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia bisa tersebar luas di lokasi Indonesia dan di luar negeri.

Meskipun menggunakan banyak sarana dan alat penyebaran, sebelum akan tahun 2005, pihak Belanda sebagai penjajah Indonesia tak mengakui Kemerdekaan Indonesia terhadap tahun 1945 (de facto) melainkan tahun 1949 tanggal 27 Desember sebagaimana pernyataan PBB (de jure) sebab mereka berpendapat bahwa terhadap th. 1945, kekuasaan di Indonesia diserahkan kepada Sekutu, bukan dibebaskan oleh Jepang. Di samping melalui media massa, berita proklamasi termasuk disebarkan secara segera oleh para utusan daerah yang menghadiri sidang PPKI. Berikut ini para utusan PPKI yang turut menyebarkan berita proklamasi :
Teuku Mohammad Hassan dari Aceh,
Sam Ratulangi dari Sulawesi,
Ketut Pudja dari Sunda Kecil (Bali),
A. A. Hamidan berasal dari Kalimantan.
Peringatan 17 Agustus 1945
Pengibaran Bendera Sang Saka Merah Putih pada tiap-tiap perayaan 17 Agustus.
Setiap tahun terhadap tanggal 17 Agustus, rakyat Indonesia merayakan Hari Proklamasi Kemerdekaan ini bersama dengan meriah. Mulai dari lomba panjat pinang, lomba makan kerupuk, hingga upacara militer di Istana Merdeka, seluruh anggota berasal dari penduduk ikut berpartisipasi bersama cara masing-masing.

For those who have just about any concerns relating to where and also the way to utilize Cara Seru, you are able to call us on the web site.

Budaya Indonesia

Cara Seru Menikmati Libur Panjang Kala Pandemi1. Tari Kecak

Bali merupakan daerah wisata yang udah tersohor di luar negeri. Budayanya yang udah tenar yakni Tari Kecak. Tari Kecak adalah sebuah tarian yang dibawakan sebagai sendratari yang dipertunjukan massal dan terdapat unsur drama di dalamnya.

Tari ini tergolong sendratari dikarenakan berasal dari keseluruhan pertunjukan dapat melukiskan seni peran dari cerita pewayangan seperti tokoh Rama dan Sinta. Selain itu terhitung mempertontonkan kekebalan fisik para penarinya yang tidak terbakar api. Tari ini termasuk tertentu digunakan untuk ritual keagamaan penduduk Hindu di Bali.

Tari Kecak pakai teriakan ‘cak cak ke cak cak ke’ sebagai musik pengiring. Oleh karena itulah tari ini disebut Tari Kecak.

2. Tari Pendet

Selain Tari Kecak, Tari Pendet juga telah mendunia. Tari Pendet adalah sebuah tarian yang dibawakan oleh seorang wanita yang dipertunjukan sebagai aktivitas pemujaan di Pura. Kini Tari Pendet berkembang menjadi tari penyambutan atas turunnya Dewa ke dunia dan penyambutan untuk tamu sebagai ucapan selamat datang.

https://sites.google.com/view/caraseru-indexing
https://docs.google.com/document/d/e/2PACX-1vRogQ7Y9DRLyjVO7Y0zQsPUwhB8gGeBoRchOEMff1CQ96XgX9Z1iH0HFr3Vu_JnU5d8HBrY0A9oZocb/pub
https://eb-id.blogspot.com/2021/04/website-developer-caraserucom.html

3. Tari Barong

Satu lagi tarian berasal dari Bali yang populer di mancanegara yaitu Tari Barong. Tari Barong adalah tarian khas Bali yang udah tersedia sejak peradaban kebudayaan pra hindu. Tarian ini menggambarkan pertarungan antara kebaikan melawan kebathilan. Barong sebagai lambang kebaikan melawan Rangda sebagai lambang kejahatan.

4. Wayang

Wayang merupakan budaya Indonesia yang sudah tersohor. Bahkan Wayang sudah dianggap oleh UNESCO sebagai warisan budaya Indonesia pada th. 2003 dan telah dikenal luas oleh masyarakat dunia. Bahkan orang asing studi wayang.

Wayang adalah seni pertunjukan yang dimainkan oleh seorang dalang bersama diiringi musik gamelan dan juga suara seorang pesinden. Kisah yang diceritakan didalam lakon pewayangan berkenaan Petruk, Semar, Bagong, dan Gareng.

5. Angklung

Angklung adalah alat musik kesenian tradisional dari Jawa Barat. Alat musik itu termasuk telah mendapat pernyataan dari UNESCO sebagai bagian dari World Heritage pada 19 Januari 2011. Sertifikat diserahkan mantan Duta Besar RI untuk UNESCO, Tresna Dermawan Kunaefi kepada Menteri Pendidikan Nasional sementara itu, Muhammad Nuh.

6. Keris

Keris digunakan para bagian kerajaan sebagai senjata pusaka yang dituakan. Keris adalah senjata tradisional yang diyakini mempunyai kandungan kapabilitas magis. Senjata pusaka ini beroleh pernyataan berasal dari UNESCO sebagai ‘Masterpiece of the Oral plus Intangible Heritage of Humanity’ terhadap 25 November 2005.

Keris sudah digunakan di Indonesia sejak abad ke-9 dan terbuat berasal dari logam. Gagang keris terbuat berasal dari tulang belulang, kayu, atau tanduk binatang.

Baca juga: Masuk ke Bunker Peninggalan Belanda di Stasiun Tanjung Priok

7. Tari Saman

Tari Saman merupakan tarian yang berasal dari Gayo, Aceh. Tari ini dianggap dan masuk didalam daftar warisan budaya tak benda yang memerlukan pertolongan mendesak UNESCO terhadap 22-29 November 2011.

Tarian Saman menampilkan gerak tepuk tangan gerakan-gerakan lainnya tanpa adanya pergeseran dan liak-liuk anggota tubuh lain dan kaki. Tari ini biasa ditampilkan untuk merayakan peristiwa-peristiwa perlu di dalam tradisi tempat setempat. Syair didalam Tari Saman manfaatkan campuran bhs Arab dan bahasa Gayo.

8. Reog Ponorogo

Reog Ponorogo merupakan budaya Indonesia yang berasal dari daerah Jawa Timur. Reog Ponorogo adalah salah satu kesenian tradisional yang berwujud tarian.

Dalam pementasan Reog Ponorogo tidak ada skenario tarian yang tentu dan paten. Biasanya seniman Reog mementaskan berdasarkan aadegan yang udah dipelajarinya bersama dengan tambahan gerak mengayun-ayunkan bagian kepala Reog. Pemain Reog kenakan topeng bersifat kepala singa bersama mahkota yang terbuat berasal dari bulu burung merak. Berat mahkotanya bisa capai kurang lebih 50-60 kilogram.

9. Sendratari Ramayana

Sendratari Ramayana adalah gabungan berasal dari pementasan tari dan drama tanpa dialog yang diangkat berasal dari kisah pewayangan Ramayana. Sendratari ini dipentaskan terhadap th. 1961 di Candi Prambanan terhadap th. 1961. Pementasannya berada di panggung terbuka bersama pemandangan Candi Prambanan.

10. Batik

Batik adalah budaya Indonesia yang populer di mancanegara. Dulunya batik kerap dipakai sebagai busana formal. Namun kini batik termasuk bisa dipakai untuk acara informal.

Batik dihasilkan berasal dari langkah yang sangat unik yaitu menuliskan lilin panas ke atas kain mengfungsikan canting.

If you beloved this article and you would like to be given more info about Cara Seru nicely visit the page.

Sejarah Kemerdekan Indonesia

Proklamasi Kemerdekaan Indonesia ditunaikan terhadap hari Jumat, 17 Agustus 1945 tahun Masehi, atau tanggal 17 Agustus 2605 menurut tahun Jepang, yang dibacakan oleh Soekarno bersama didampingi oleh Drs. Mohammad Hatta bertempat di Jalan Pegangsaan Timur 56, Jakarta Pusat.
https://sites.google.com/view/caraseru-indexing
https://docs.google.com/document/d/e/2PACX-1vRogQ7Y9DRLyjVO7Y0zQsPUwhB8gGeBoRchOEMff1CQ96XgX9Z1iH0HFr3Vu_JnU5d8HBrY0A9oZocb/pub
https://eb-id.blogspot.com/2021/04/website-developer-caraserucom.html

Latar belakang
Pada tanggal 6 Agustus 1945 sebuah bom atom dijatuhkan di atas kota Hiroshima Jepang oleh Amerika Serikat yang merasa menurunkan moral dorongan tentara Jepang di semua dunia. Sehari lantas Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia BPUPKI, atau “Dokuritsu Junbi Cosakai”, berubah nama menjadi PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia) atau disebut juga Dokuritsu Junbi Inkai dalam bhs Jepang, untuk lebih meyakinkan keinginan dan target mencapai kemerdekaan Indonesia. Pada tanggal 9 Agustus 1945, bom atom ke-2 dijatuhkan di atas Nagasaki sehingga mengakibatkan Jepang menyerah kepada Amerika Serikat dan sekutunya. Momen ini pun dimanfaatkan oleh Indonesia untuk memproklamasikan kemerdekaannya.
Pengibaran bendera pada 17 Agustus 1945.

Soekarno, Hatta selaku pimpinan PPKI dan Radjiman Wedyodiningrat sebagai mantan ketua BPUPKI diterbangkan ke Dalat, 250 km di sebelah timur laut Saigon, Vietnam untuk berjumpa Marsekal Terauchi. Mereka dikabarkan bahwa pasukan Jepang sedang di ambang kekalahan dan bakal mengimbuhkan kemerdekaan kepada Indonesia. Sementara itu di Indonesia, pada tanggal 10 Agustus 1945, Sutan Syahrir sudah mendengar berita melalui radio bahwa Jepang udah menyerah kepada Sekutu. Para pejuang bawah tanah bersiap-siap memproklamasikan kemerdekaan RI, dan menolak wujud kemerdekaan yang diberikan sebagai hadiah Jepang.

Pada tanggal 12 Agustus 1945, Jepang melalui Marsekal Terauchi di Dalat, Vietnam, mengatakan kepada Soekarno, Hatta dan Radjiman bahwa pemerintah Jepang dapat langsung menambahkan kemerdekaan kepada Indonesia dan proklamasi kemerdekaan dapat dilaksanakan dalam beberapa hari, berdasarkan tim PPKI. Meskipun demikianlah Jepang mendambakan kemerdekaan Indonesia terhadap tanggal 24 Agustus.

Dua hari kemudian, sementara Soekarno, Hatta dan Radjiman ulang ke tanah air dari Dalat, Sutan Syahrir mendesak sehingga Soekarno segera memproklamasikan kemerdekaan sebab menganggap hasil pertemuan di Dalat sebagai tipu muslihat Jepang, gara-gara Jepang sudah menyerah kepada Sekutu dan demi hindari perpecahan di dalam kubu nasionalis, pada yang anti dan pro Jepang. Hatta menceritakan kepada Syahrir berkenaan hasil pertemuan di Dalat. Soekarno belum percaya bahwa Jepang memang sudah menyerah, dan proklamasi kemerdekaan RI waktu itu sanggup mengakibatkan pertumpahan darah yang besar, dan bisa berakibat fatal jika para pejuang Indonesia belum siap.

Soekarno mengingatkan Hatta bahwa Syahrir tidak berhak memproklamasikan kemerdekaan gara-gara itu adalah hak Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Sementara itu Syahrir berasumsi PPKI adalah badan buatan Jepang dan proklamasi kemerdekaan oleh PPKI cuma merupakan ‘hadiah’ berasal dari Jepang (sic).

Dikibarkannya bendera Indonesia pada 17 Agustus 1945.
Pada tanggal 14 Agustus 1945 Jepang secara formal menyerah kepada Sekutu di kapal USS Missouri. Tentara dan Angkatan Laut Jepang tetap berkuasa di Indonesia dikarenakan Jepang berjanji akan mengembalikan kekuasaan di Indonesia ke tangan Sekutu. Sutan Sjahrir, Wikana, Darwis, dan Chaerul Saleh mendengar kabar ini lewat radio BBC. Setelah mendengar desas-desus Jepang akan bertekuk lutut, golongan muda mendesak golongan tua untuk segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.

Namun golongan tua tidak menghendaki terburu-buru. Mereka tidak mengidamkan terjadinya pertumpahan darah pada waktu proklamasi. Konsultasi pun dilakukan didalam bentuk rapat PPKI. Golongan muda tidak menyetujui rapat itu, mengingat PPKI adalah sebuah badan yang dibentuk oleh Jepang. Mereka mengidamkan kemerdekaan atas bisnis bangsa kita sendiri, bukan dukungan Jepang.

Soekarno dan Hatta mengunjungi penguasa militer Jepang (Gunsei) untuk meraih konfirmasi di kantornya di Koningsplein (Medan Merdeka). Tapi kantor tersebut kosong.

Soekarno dan Hatta bersama Soebardjo kemudian ke kantor Bukanfu, Laksamana Muda Maeda, di Jalan Medan Merdeka Utara (Rumah Maeda di Jl Imam Bonjol 1). Maeda menyongsong kehadiran mereka dengan ucapan selamat atas keberhasilan mereka di Dalat. Sambil menjawab ia belum terima konfirmasi serta tetap tunggu instruksi berasal dari Tokyo. Sepulang berasal dari Maeda, Soekarno dan Hatta segera buat persiapan pertemuan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada pukul 10 pagi 16 Agustus keesokan harinya di kantor Jalan Pejambon No 2 kegunaan mengupas segala sesuatu yang terkait bersama dengan persiapan Proklamasi Kemerdekaan.

Sehari kemudian, gejolak tekanan yang berharap pengambilalihan kekuasaan oleh Indonesia tambah memuncak dilancarkan para pemuda dari sebagian golongan. Rapat PPKI pada 16 Agustus pukul 10 pagi tidak dilaksanakan gara-gara Soekarno dan Hatta tidak muncul. Peserta BPUPKI Dalam perjalanan sejarah menuju kemerdekaan Indonesia, dr. Radjiman adalah satu-satunya orang yang terlibat secara akif di dalam kancah perjuangan berbangsa diawali dari timbulnya Boedi Utomo sampai pembentukan BPUPKI. Manuvernya di kala memimpin Budi Utomo yang mengusulkan pembentukan milisi rakyat disetiap tempat di Indonesia (kesadaran memiliki tentara rakyat) dijawab Belanda bersama dengan kompensasi membentuk Volksraad dan dr. Radjiman masuk di dalamnya sebagai wakil berasal dari Boedi Utomo.

Pada sidang BPUPKI pada 29 Mei 1945, ia mengajukan pertanyaan “apa dasar negara Indonesia jika kelak merdeka?” Pertanyaan ini dijawab oleh Bung Karno dengan Pancasila. Jawaban dan gambaran Bung Karno perihal Pancasila sebagai basic negara Indonesia ini kemudian ditulis oleh Radjiman selaku ketua BPUPKI didalam sebuah pengantar penerbitan buku Pancasila yang pertama tahun 1948 di Desa Dirgo, Kecamatan Widodaren, Kabupaten Ngawi. Terbongkarnya dokumen yang berada di Desa Dirgo, Kecamatan Widodaren, Kabupaten Ngawi ini menjadi temuan baru di dalam peristiwa Indonesia yang memaparkan ulang fakta bahwa Soekarno adalah Bapak Bangsa pencetus Pancasila.

Pada tanggal 9 Agustus 1945 ia mempunyai Bung Karno dan Bung Hatta ke Saigon dan Da Lat untuk menemui pimpinan tentara Jepang untuk Asia Timur Raya tentang dengan pengeboman Hiroshima dan Nagasaki yang mengakibatkan Jepang berencana menyerah tanpa syarat kepada Sekutu, yang akan menciptakan kekosongan kekuasaan di Indonesia. tidak memahami sudah berlangsung momen Rengasdengklok.

Peristiwa Rengasdengklok
Para pemuda pejuang, terhitung Chaerul Saleh, Sukarni, dan Wikana terbakar gelora kepahlawanannya setelah berdiskusi dengan Ibrahim gelar Datuk Tan Malaka tergabung di dalam gerakan bawah tanah kehilangan kesabaran. Pada dini hari tanggal 16 Agustus 1945, mereka dengan Shodanco Singgih, tidak benar seorang anggota PETA, dan pemuda lain, mereka membawa Soekarno (bersama Fatmawati dan Guntur yang baru berusia 9 bulan) dan Hatta, ke Rengasdengklok, yang lantas terkenal sebagai momen Rengasdengklok. Tujuannya adalah agar Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta tidak tergoda oleh Jepang. Di sini, mereka kembali menegaskan Soekarno bahwa Jepang sudah menyerah dan para pejuang udah siap untuk melawan Jepang, apa pun risikonya.

Di Jakarta, golongan muda, Wikana, dan golongan tua, yakni Mr. Ahmad Soebardjo jalankan perundingan. Mr. Ahmad Soebardjo menyetujui untuk memproklamasikan kemerdekaan Indonesia di Jakarta. maka diutuslah Yusuf Kunto untuk mengantar Ahmad Soebardjo ke Rengasdengklok. Mereka menjemput Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta kembali ke Jakarta. Mr. Ahmad Soebardjo berhasil memastikan para pemuda untuk tidak terburu – buru memproklamasikan kemerdekaan. Setelah tiba di Jakarta, mereka pulang kerumah masing-masing.

Mengingat bahwa hotel Des Indes (sekarang kompleks pertokoan di Harmoni) tidak mampu digunakan untuk pertemuan sehabis pukul 10 malam, maka tawaran Laksamana Muda Maeda untuk menggunakan rumahnya (sekarang gedung museum perumusan teks proklamasi) sebagai area rapat PPKI di terima oleh para tokoh Indonesia.

Pertemuan Soekarno/Hatta bersama dengan Jenderal Mayor Nishimura dan Laksamana Muda Maeda
Malam harinya, Soekarno dan Hatta lagi ke Jakarta. Mayor Jenderal Moichiro Yamamoto, Kepala Staf Tentara ke XVI (Angkatan Darat) yang jadi Kepala pemerintahan militer Jepang (Gunseikan) di Hindia Belanda tidak senang terima Sukarno-Hatta yang diantar oleh Tadashi Maeda dan memerintahkan agar Mayor Jenderal Otoshi Nishimura, Kepala Departemen Urusan Umum pemerintahan militer Jepang, untuk menerima kehadiran rombongan tersebut. Nishimura menyampaikan bahwa sejak siang hari tanggal 16 Agustus 1945 telah diterima perintah berasal dari Tokyo bahwa Jepang harus menjaga standing quo, tidak sanggup memberi izin untuk menyiapkan proklamasi Kemerdekaan Indonesia sebagaimana telah dijanjikan oleh Marsekal Terauchi di Dalat, Vietnam.

Soekarno dan Hatta menyesali ketentuan itu dan menyindir Nishimura apakah itu sikap seorang perwira yang bersemangat Bushido, ingkar janji sehingga dikasihani oleh Sekutu. Akhirnya Sukarno-Hatta menghendaki sehingga Nishimura jangan menghambat kerja PPKI, bisa saja bersama dengan langkah pura-pura tidak tau. Melihat perdebatan yang panas itu Maeda bersama dengan diam-diam meninggalkan ruangan dikarenakan diperingatkan oleh Nishimura sehingga Maeda mematuhi perintah Tokyo dan dia memahami sebagai perwira penghubung Angkatan Laut (Kaigun) di tempat Angkatan Darat (Rikugun) dia tidak mempunyai wewenang memutuskan.

Setelah dari tempat tinggal Nishimura, Sukarno-Hatta menuju rumah Laksamana Maeda (kini Jalan Imam Bonjol No.1) diiringi oleh Myoshi fungsi melakukan rapat untuk menyiapkan teks Proklamasi. Setelah beri salam Sukarno-Hatta yang ditinggalkan berdebat bersama dengan Nishimura, Maeda mengundurkan diri menuju kamar tidurnya. Penyusunan teks Proklamasi dijalankan oleh Soekarno, M. Hatta, Achmad Soebardjo dan disaksikan oleh Soekarni, B.M. Diah, Sudiro (Mbah) dan Sayuti Melik.

Myoshi yang 1/2 mabuk duduk di kursi belakang mendengarkan penyusunan teks berikut tapi sesudah itu tersedia kalimat berasal dari Shigetada Nishijima seolah-olah dia ikut mencampuri penyusunan teks proklamasi dan memberi saran supaya pemindahan kekuasaan itu hanya bermakna kekuasaan administratif. Tentang perihal ini Bung Karno memastikan bahwa pindahan kekuasaan itu bermakna “transfer of power”. Bung Hatta, Subardjo, B.M Diah, Sukarni, Sudiro dan Sajuti Malik tidak tersedia yang membetulkan klaim Nishijima tapi di sebagian kalangan klaim Nishijima tetap didengungkan.

Setelah rancangan selesai disepakati, Sajuti menyalin dan mengetik naskah selanjutnya gunakan mesin ketik yang diambil berasal dari kantor perwakilan AL Jerman, punya Mayor (Laut) Dr. Hermann Kandeler. Pada mulanya pembacaan proklamasi akan dilaksanakan di Lapangan Ikada, namun berhubung alasan keamanan dipindahkan ke kediaman Soekarno, Jalan Pegangsaan Timur 56 (sekarang Jl. Proklamasi no. 1).

Detik-detik pembacaan naskah proklamasi
Perundingan antara golongan muda dan golongan tua didalam penyusunan teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia berlangsung pukul 02.00 – 04.00 dini hari. Teks proklamasi ditulis di area makan laksamana Tadashi Maeda Jln Imam Bonjol No 1. Para penyusun teks proklamasi itu adalah Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, dan Mr. Ahmad Soebarjo. Konsep teks proklamasi ditulis oleh Ir. Soekarno sendiri. Di ruang depan, ada B.M Diah, Sayuti Melik, Sukarni, dan Soediro. Sukarni mengusulkan agar yang di tandatangani teks proklamasi itu adalah Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta atas nama bangsa Indonesia.

Teks Proklamasi Indonesia itu diketik oleh Sayuti Melik. Pagi harinya, 17 Agustus 1945, di kediaman Soekarno, Jalan Pegangsaan Timur 56 telah ada pada lain Soewirjo, Wilopo, Gafar Pringgodigdo, Tabrani dan Trimurti. Acara dimulai terhadap pukul 10.00 dengan pembacaan proklamasi oleh Soekarno dan disambung pidato singkat tanpa teks. Kemudian bendera Merah Putih, yang telah dijahit oleh Ibu Fatmawati, dikibarkan, disusul bersama sambutan oleh Soewirjo, wakil walikota Jakarta pas itu dan Moewardi, pimpinan Barisan Pelopor.

Pada awalannya Trimurti diminta untuk menambah bendera tetapi ia menampik bersama dengan alasan pengerekan bendera sebaiknya ditunaikan oleh seorang prajurit. Oleh karena itu ditunjuklah Latief Hendraningrat, seorang prajurit PETA, dibantu oleh Soehoed untuk tugas tersebut. Seorang pemudi keluar berasal dari belakang mempunyai nampan berisi bendera Merah Putih (Sang Saka Merah Putih), yang dijahit oleh Fatmawati lebih dari satu hari sebelumnya. Setelah bendera berkibar, hadirin menyanyikan lagu Indonesia Raya. Sampai selagi ini, bendera pusaka selanjutnya tetap disimpan di Istana Merdeka.

Setelah upacara selesai berlangsung, tidak cukup lebih 100 orang anggota Barisan Pelopor yang dipimpin S.Brata singgah terburu-buru dikarenakan mereka tidak paham pergantian tempat mendadak dari Ikada ke Pegangsaan. Mereka menuntut Soekarno mengulang pembacaan Proklamasi, namun ditolak. Akhirnya Hatta beri tambahan amanat singkat kepada mereka.

Pada tanggal 18 Agustus 1945, Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) mengambil alih keputusan, mengesahkan dan memastikan Undang-Undang Dasar (UUD) sebagai basic negara Republik Indonesia, yang seterusnya dikenal sebagai UUD 45. Dengan demikianlah terbentuklah Pemerintahan Negara Kesatuan Indonesia yang berupa Republik (NKRI) bersama kedaulatan di tangan rakyat yang dilakukan sepenuhnya oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) yang bakal dibentuk kemudian.

Setelah itu Soekarno dan M.Hatta terpilih atas usul berasal dari Oto Iskandardinata dan persetujuan berasal dari PPKI sebagai presiden dan wakil presiden Republik Indonesia yang pertama. Presiden dan wakil presiden akan dibantu oleh sebuah Komite Nasional.

Isi teks proklamasi
Teks naskah Proklamasi Klad adalah asli merupakan postingan tangan sendiri oleh Ir. Soekarno sebagai pencatat, dan adalah merupakan hasil gubahan (karangan) oleh Drs. Mohammad Hatta dan Mr. Raden Achmad Soebardjo Djojoadisoerjo.

Adapun yang merumuskan proklamasi Kemerdekaan Bangsa Indonesia terdiri dari Tadashi Maeda, Tomegoro Yoshizumi, S. Nishijima, S. Miyoshi, Mohammad Hatta, Soekarno, dan Achmad Soebardjo.

Para pemuda yang berada di luar berharap sehingga teks proklamasi bunyinya keras. Namun Jepang tak mengizinkan. Beberapa kata yang dituntut adalah “penyerahan”, “dikasihkan”, diserahkan”, atau “merebut”. Akhirnya yang dipilih adalah “pemindahan kekuasaan”. Setelah dirumuskan dan dibacakan di tempat tinggal orang Jepang, mengisi proklamasi pun disiarkan di radio Jepang.

Berikut mengisi proklamasi tersebut:
Proklamasi
Kami bangsa Indonesia bersama ini menjatakan kemerdekaan Indonesia.
Hal2 jang berkenaan pindahan kekoeasaan d.l.l., diadakan bersama dengan tjara saksama dan dalam tempoh jang sesingkat-singkatnja.

Djakarta, 17 – 8 – ’05
Wakil2 bangsa Indonesia.

Naskah Proklamasi Klad ini ditinggal begitu saja dan lebih-lebih sempat masuk ke tempat sampah di tempat tinggal Laksamana Muda Tadashi Maeda. B.M. Diah menyelamatkan naskah bersejarah ini berasal dari tempat sampah dan menyimpannya selama 46 tahun 9 bulan 19 hari, sampai diserahkan kepada Presiden Soeharto di Bina Graha terhadap 29 Mei 1992.

Naskah baru setelah mengalami perubahan
Teks Naskah Proklamasi Otentik yang ditaruh di Monumen Nasional
Teks naskah Proklamasi yang udah mengalami perubahan, yang dikenal bersama dengan sebutan naskah “Proklamasi Otentik”, adalah merupakan hasil ketikan oleh Mohamad Ibnu Sayuti Melik (seorang tokoh pemuda yang ikut andil didalam persiapan Proklamasi), yang isinya adalah sebagai tersebut :

P R O K L A M A S I
Kami bangsa Indonesia bersama dengan ini menjatakan kemerdekaan Indonesia.
Hal-hal jang mengenai pindahan kekoeasaan d.l.l., diselenggarakan bersama tjara saksama dan didalam tempo jang sesingkat-singkatnja.

Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen 05
Atas nama bangsa Indonesia.
Soekarno/Hatta.

(Keterangan: Tahun terhadap ke-2 teks naskah Proklamasi di atas (baik terhadap teks naskah Proklamasi Klad maupun pada teks naskah Proklamasi Otentik) tertera angka “tahun 05” yang merupakan kependekan berasal dari angka “tahun 2605”, gara-gara tahun penanggalan yang dipergunakan pada zaman pemerintah pendudukan militer Jepang pas itu adalah sesuai bersama dengan th. penanggalan yang berlaku di Jepang, yang pas itu adalah “tahun 2605”.)

Perbedaan teks naskah Proklamasi Klad dan Otentik
Teks Proklamasi yang dicantumkan terhadap duit pecahan 100,000 Rupiah.
Di di dalam teks naskah Proklamasi Otentik udah mengalami beberapa perubahan yaitu sebagai tersebut :
Kata “Proklamasi” diubah jadi “P R O K L A M A S I”,
Kata “Hal2” diubah jadi “Hal-hal”,
Kata “tempoh” diubah jadi “tempo”,
Kata “Djakarta, 17 – 8 – ’05” diubah menjadi “Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen 05”,
Kata “Wakil2 bangsa Indonesia” diubah jadi “Atas nama bangsa Indonesia”,
Isi naskah Proklamasi Klad adalah asli merupakan postingan tangan sendiri oleh Ir. Soekarno sebagai pencatat, dan adalah merupakan hasil gubahan (karangan) oleh Drs. Mohammad Hatta dan Mr. Raden Achmad Soebardjo Djojoadisoerjo. Sedangkan isikan naskah Proklamasi Otentik adalah merupakan hasil ketikan oleh Mohamad Ibnu Sayuti Melik (seorang tokoh pemuda yang ikut andil didalam persiapan Proklamasi),

Pada naskah Proklamasi Klad sesungguhnya tidak ditandatangani, tetapi terhadap naskah Proklamasi Otentik udah ditandatangani oleh Ir. Soekarno dan Drs. Mohammad Hatta.

Tempat Pembacaan teks naskah Proklamasi Otentik oleh Ir. Soekarno untuk pertama kali adalah di Jalan Pegangsaan Timur 56 – Jakarta Pusat, pas pada tanggal 17 Agustus 1945 (hari di mana diperingati sebagai “Hari Kemerdekaan Bangsa Indonesia”), pukul 11.30 selagi Nippon (sebutan untuk negara Jepang pada saat itu). Waktu Nippon adalah merupakan patokan zona kala yang dipakai pada zaman pemerintah pendudukan militer Jepang selagi itu. Namun mesti diketahui pula bahwa terhadap selagi teks naskah Proklamasi itu dibacakan oleh Bung Karno, waktu itu tidak tersedia yang merekam nada ataupun video, yang tersedia sebatas dokumentasi foto.

Suara asli berasal dari Ir. Soekarno sementara membacakan teks naskah Proklamasi yang kerap kita dengar saat ini adalah bukan suara yang direkam terhadap tanggal pada tanggal 17 Agustus 1945 tapi adalah suara asli Soekarno yang direkam pada th. 1951 di studio Radio Republik Indonesia (RRI), yang sekarang bertempat di Jalan Medan Merdeka Barat 4-5 – Jakarta Pusat. Dokumentasi berupa suara asli hasil rekaman atas pembacaan teks naskah Proklamasi oleh Bung Karno ini sanggup terwujudkan adalah berkat prakarsa berasal dari salah satu pendiri RRI, Jusuf Ronodipuro.

Teks pidato proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia
Tugu Proklamasi di Jalan Proklamasi (dulu Jalan Pegangsaan Timur) tempat dibacakannya Naskah Proklamasi Otentik pada tanggal 17 Agustus 1945

Berikut ini adalah teks pidato Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.

Saudara-saudara sekalian,
Saya telah minta saudara-saudara datang disini untuk lihat satu moment mahapenting didalam histori kita.

Berpuluh-puluh th. kami bangsa Indonesia udah berjoang, untuk kemerdekaan tanah air kami bahkan sudah beratus-ratus tahun! Gelombang aksi kita untuk capai kemerdekaan kita itu ada naiknya dan tersedia turunnya, tetapi jiwa kami selalu menuju ke arah cita-cita.

Juga di didalam era Jepang, usaha kami untuk raih kemerdekaan nasional tidak berhenti-hentinya. Di didalam masa Jepang ini, tampaknya saja kita menyandarkan diri kepada mereka, tetapi terhadap hakekatnya, selalu kami menyusun tenaga sendiri, tapi kami percaya kepada kapabilitas sendiri.

Sekarang tibalah saatnya kami terlampau menyita sikap nasib bangsa dan nasib tanah air kita di didalam tangan kami sendiri. Hanya bangsa yang berani mengambil alih nasib dalam tangan sendiri dapat sanggup berdiri dengan kuatnya.

Maka kami, tadi malam telah mengadakan musyawarat bersama pemuka-pemuka rakyat Indonesia dari semua Indonesia. Permusyawaratan itu seia sekata berpendapat bahwa sekaranglah singgah saatnya untuk memperlihatkan kemerdekaan kita.

Saudara-saudara! Dengan ini kita menyatakan kebulatan tekad itu.
Dengarkanlah proklamasi kami:

P R O K L A M A S I
Kami bangsa Indonesia bersama dengan ini menyatakan kemerdekaan Indonesia.
Hal-hal yang mengenai pindahan kekuasaan dan lain-lain diadakan bersama langkah saksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya.

Djakarta, 17 Agustus 1945
Atas nama bangsa Indonesia.
Soekarno/Hatta.

Demikianlah saudara-saudara! Kita saat ini sudah merdeka! Tidak tersedia suatu ikatan ulang yang mengikat tanah air kita dan bangsa kita! Mulai saat ini kami menyusun negara kita!

Negara merdeka, negara Republik Indonesia! Merdeka, kekal, abadi! Insya Allah Tuhan memberkati kemerdekaan kami ini.

Penyebaran teks proklamasi
Wilayah Indonesia sangatlah luas. Komunikasi dan transportasi sekitar tahun 1945 tetap amat terbatas. Di samping itu, halangan dan larangan untuk menyebarkan berita proklamasi oleh pasukan Jepang di Indonesia, merupakan sejumlah aspek yang sebabkan berita proklamasi mengalami keterlambatan di sejumlah daerah, terlebih di luar Jawa.

Namun bersama dengan penuh niat dan stimulan berjuang, terhadap akhirnya peristiwa proklamasi diketahui oleh segenap rakyat Indonesia. Lebih jelasnya ikuti pembahasan di bawah ini. Penyebaran proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945 di tempat Jakarta dapat ditunaikan secara cepat dan segera menyebar secara luas. Pada hari itu juga, teks proklamasi sudah hingga di tangan Kepala Bagian Radio berasal dari Kantor Domei (sekarang Kantor Berita ANTARA), Waidan B. Palenewen. Ia menerima teks proklamasi berasal dari seorang wartawan Domei yang bernama Syahruddin. Kemudian ia memerintahkan F. Wuz (seorang markonis), agar berita proklamasi disiarkan tiga kali berturut-turut. Baru dua kali F. Wuz laksanakan tugasnya, masuklah orang Jepang ke ruangan radio sambil marah-marah, dikarenakan sadar berita proklamasi udah tersiar ke luar melalui udara.

Meskipun orang Jepang berikut memerintahkan penghentian siaran berita proklamasi, tetapi Waidan Palenewen tetap berharap F. Wuz untuk konsisten menyiarkan. Berita proklamasi kemerdekaan diulangi tiap-tiap setengah jam hingga pukul 16.00 kala siaran berhenti. Akibat dari penyiaran tersebut, pimpinan tentara Jepang di Jawa memerintahkan untuk meralat berita dan memperlihatkan sebagai kekeliruan. Pada tanggal 20 Agustus 1945 pemancar tersebut disegel oleh Jepang dan para pegawainya dilarang masuk. Sekalipun pemancar terhadap kantor Domei disegel, para pemuda bersama dengan Jusuf Ronodipuro (seorang pembaca berita di Radio Domei) ternyata memicu pemancar baru dengan bantuan teknisi radio, di antaranya Sukarman, Sutamto, Susilahardja, dan Suhandar. Mereka mendirikan pemancar baru di Menteng 31, bersama dengan kode panggilan DJK 1. Dari sinilah selanjutnya berita proklamasi kemerdekaan disiarkan.

Usaha dan perjuangan para pemuda didalam penyebarluasan berita proklamasi terhitung dilakukan melalui tempat pers dan surat selebaran. Hampir seluruh harian di Jawa dalam penerbitannya tanggal 20 Agustus 1945 memuat berita proklamasi kemerdekaan dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia. Harian Suara Asia di Surabaya merupakan koran pertama yang berisi berita proklamasi. Beberapa tokoh pemuda yang berjuang lewat media pers pada lain B.M. Diah, Sayuti Melik, dan Sumanang. Proklamasi kemerdekaan juga disebarluaskan kepada rakyat Indonesia melalui pemasangan plakat, poster, maupun coretan pada dinding tembok dan gerbong kereta api, jikalau bersama dengan slogan Respect Our Constitution, August 17!!! (Hormatilah Konstitusi Kami, 17 Agustus!!!). Melalui bermacam cara dan media tersebut, pada akhirnya berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dapat tersebar luas di lokasi Indonesia dan di luar negeri.

Meskipun memanfaatkan banyak sarana dan alat penyebaran, sebelum akan th. 2005, pihak Belanda sebagai penjajah Indonesia tak mengakui Kemerdekaan Indonesia terhadap th. 1945 (de facto) melainkan tahun 1949 tanggal 27 Desember sebagaimana pengakuan PBB (de jure) karena mereka berpendapat bahwa pada tahun 1945, kekuasaan di Indonesia diserahkan kepada Sekutu, bukan dibebaskan oleh Jepang. Di samping lewat sarana massa, berita proklamasi terhitung disebarkan secara langsung oleh para utusan daerah yang menghadiri sidang PPKI. Berikut ini para utusan PPKI yang ikut menyebarkan berita proklamasi :
Teuku Mohammad Hassan berasal dari Aceh,
Sam Ratulangi berasal dari Sulawesi,
Ketut Pudja berasal dari Sunda Kecil (Bali),
A. A. Hamidan berasal dari Kalimantan.
Peringatan 17 Agustus 1945
Pengibaran Bendera Sang Saka Merah Putih terhadap tiap tiap perayaan 17 Agustus.
Setiap th. terhadap tanggal 17 Agustus, rakyat Indonesia merayakan Hari Proklamasi Kemerdekaan ini dengan meriah. Mulai dari lomba panjat pinang, lomba makan kerupuk, hingga upacara militer di Istana Merdeka, seluruh anggota dari penduduk ikut berpartisipasi bersama cara masing-masing.

If you have any concerns concerning exactly where and how to use Cara Seru, you can speak to us at the website.

Budaya Indonesia

1. Tari Kecak

Bali merupakan tempat wisata yang sudah tersohor di luar negeri. Budayanya yang telah kondang yaitu Tari Kecak. Tari Kecak adalah sebuah tarian yang dibawakan sebagai sendratari yang dipertunjukan massal dan terkandung unsur drama di dalamnya.

Tari ini tergolong sendratari sebab dari keseluruhan pertunjukan akan melukiskan seni peran berasal dari cerita pewayangan layaknya tokoh Rama dan Sinta. Selain itu juga mempertontonkan kekebalan fisik para penarinya yang tidak terbakar api. Tari ini terhitung spesifik digunakan untuk ritual keagamaan penduduk Hindu di Bali.

Tari Kecak memakai teriakan ‘cak cak ke cak cak ke’ sebagai musik pengiring. Oleh sebab itulah tari ini disebut Tari Kecak.

2. Tari Pendet

Selain Tari Kecak, Tari Pendet terhitung udah mendunia. Tari Pendet adalah sebuah tarian yang dibawakan oleh seorang wanita yang dipertunjukan sebagai kesibukan pemujaan di Pura. Kini Tari Pendet berkembang jadi tari penyambutan atas turunnya Dewa ke dunia dan penyambutan untuk tamu sebagai ucapan selamat datang.

https://sites.google.com/view/caraseru-indexing
https://docs.google.com/document/d/e/2PACX-1vRogQ7Y9DRLyjVO7Y0zQsPUwhB8gGeBoRchOEMff1CQ96XgX9Z1iH0HFr3Vu_JnU5d8HBrY0A9oZocb/pub
https://eb-id.blogspot.com/2021/04/website-developer-caraserucom.html

3. Tari Barong

Satu lagi tarian dari Bali yang kondang di mancanegara yaitu Tari Barong. Tari Barong adalah tarian khas Bali yang telah ada sejak peradaban kebudayaan pra hindu. Tarian ini melukiskan pertarungan pada kebaikan melawan kebathilan. Barong sebagai simbol kebaikan melawan Rangda sebagai simbol kejahatan.

4. Wayang

Wayang merupakan budaya Indonesia yang sudah tersohor. Bahkan Wayang sudah diakui oleh UNESCO sebagai warisan budaya Indonesia pada tahun 2003 dan udah dikenal luas oleh masyarakat dunia. Bahkan orang asing belajar wayang.

Wayang adalah seni pertunjukan yang dimainkan oleh seorang dalang dengan diiringi musik gamelan serta nada seorang pesinden. Kisah yang diceritakan didalam lakon pewayangan berkenaan Petruk, Semar, Bagong, dan Gareng.

5. Angklung

Angklung adalah alat musik kesenian tradisional dari Jawa Barat. Alat musik itu termasuk telah mendapat pernyataan berasal dari UNESCO sebagai anggota dari World Heritage pada 19 Januari 2011. Sertifikat diserahkan mantan Duta Besar RI untuk UNESCO, Tresna Dermawan Kunaefi kepada Menteri Pendidikan Nasional pas itu, Muhammad Nuh.

6. Keris

Keris digunakan para anggota kerajaan sebagai senjata pusaka yang dituakan. Keris adalah senjata tradisional yang dipercayai punya kandungan kemampuan magis. Senjata pusaka ini mendapatkan pengakuan dari UNESCO sebagai ‘Masterpiece of the Oral plus Intangible Heritage of Humanity’ terhadap 25 November 2005.

Keris sudah digunakan di Indonesia sejak abad ke-9 dan terbuat berasal dari logam. Gagang keris terbuat berasal dari tulang belulang, kayu, atau tanduk binatang.

Baca juga: Masuk ke Bunker Peninggalan Belanda di Stasiun Tanjung Priok

7. Tari Saman

Tari Saman merupakan tarian yang berasal dari Gayo, Aceh. Tari ini diakui dan masuk didalam daftar warisan budaya tak benda yang membutuhkan bantuan mendesak UNESCO terhadap 22-29 November 2011.

Tarian Saman menampilkan gerak tepuk tangan gerakan-gerakan lainnya tanpa terdapatnya pergeseran dan liak-liuk bagian tubuh lain dan kaki. Tari ini biasa ditampilkan untuk merayakan peristiwa-peristiwa penting di dalam adat daerah setempat. Syair di dalam Tari Saman memakai campuran bhs Arab dan bhs Gayo.

8. Reog Ponorogo

Reog Ponorogo merupakan budaya Indonesia yang berasal dari area Jawa Timur. Reog Ponorogo adalah salah satu kesenian tradisional yang berupa tarian.

Dalam pementasan Reog Ponorogo tidak tersedia skenario tarian yang pasti dan paten. Biasanya seniman Reog mementaskan berdasarkan aadegan yang telah dipelajarinya dengan tambahan gerak mengayun-ayunkan anggota kepala Reog. Pemain Reog Mengenakan topeng bersifat kepala singa dengan mahkota yang terbuat berasal dari bulu burung merak. Berat mahkotanya sanggup raih kurang lebih 50-60 kilogram.

9. Sendratari Ramayana

Sendratari Ramayana adalah paduan dari pementasan tari dan drama tanpa dialog yang diangkat berasal dari kisah pewayangan Ramayana. Sendratari ini dipentaskan pada tahun 1961 di Candi Prambanan pada tahun 1961. Pementasannya berada di panggung terbuka dengan pemandangan Candi Prambanan.

10. Batik

Batik adalah budaya Indonesia yang tenar di mancanegara. Dulunya batik sering dipakai sebagai busana formal. Namun kini batik juga dapat dipakai untuk acara informal.

Batik dihasilkan berasal dari langkah yang benar-benar unik yakni menuliskan lilin panas ke atas kain pakai canting.

If you beloved this write-up and you would like to receive far more facts relating to Cara Seru kindly check out the web site.